Rata-rata Pertumbuhan PDB (%) |
|
1998 – 1999 | - 6.65 |
2000 – 2004 | 4.60 |
2005 – 2009 | 5.64 |
2010 – 2013 | 6.15 |
2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | |
PDB(dalam milyar USD) | 285.9 | 364.6 | 432.1 | 510.2 | 539.4 | 706.6 | 846.8 | 878.0 |
PDB (perubahan % tahunan) |
5.5 | 6.3 | 6.1 | 4.6 | 6.1 | 6.5 | 6.2 | 5.8 |
PDB per Kapita (dalam USD) |
1,643 | 1,923 | 2,244 | 2,345 | 2,984 | 3,467 | 3,546 | 3,468 |
Sumber: Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
Seperti yang terlihat dari tabel di atas, penurunan perekonomian
global akibat krisis ekenomi yang terjadi di akhir tahun 2000an
berdampak kecil bagi perekonomian Indonesia jika dibandingkan dengan
dampak yang dialami negara lain. Tahun 2009 PDB Indonesia turun ke 4.6
persen. Ini berarti Indonesia adalah salah satu negara dengan performa
pertumbuhan PDB tertinggi di seluruh dunia pada tahun itu (dan berada di
posisi tiga di antara kelompok negara-negara G-20). Meskipun
harga-harga komoditas
menurun drastis, bursa saham pun nilainya turun, imbal hasil obligasi
domestik dan internasional cukup tinggi dan nilai tukar valuta yang
melemah, Indonesia masih mampu tumbuh secara signifikan. Keberhasilan
ini terutama dikarenakan oleh ekspor Indonesia yang kepentingannya
relatif terbatas terhadap perekonomian nasional, kepercayaan pasar yang
terus tinggi, dan konsumsi domestik berkelanjutan yang kuat. Konsumsi
domestik di Indonesia (khususnya konsumsi swasta) berkontribusi sekitar
dua pertiga bagian dari pertumbuhan perekonomian nasional. Dengan
sekitar tujuh juta penduduk masuk ke kelas menengah tiap tahunnya,
Indonesia sebenarnya menyimpan kekuatan konsumen yang secara signifikan
dapat mendorong perekonomian dan memicu peningkatan investasi dalam dan
luar negeri dari tahun 2010 dan seterusnya. Lambannya pertumbuhan
ekonomi tahun 2013 (5.78 persen) terjadi karena kombinasi ketidakpastian
global yang parah disebabkan oleh perancangan ulang program pembelian
aset per bulan Federal Reserve sebesar USD $85 milyar (pelonggaran
kuantitatif) yang mengakibatkan arus keluar modal secara signifikan dari
negara-negara berkembang, dan kelemahan isu finansial internal: defisit
transaksi berjalan dengan rekor tertinggi, inflasi tinggi (setelah
pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013) dan
nilai tukar rupiah yang terdepresiasi tajam. Untuk menanggulangi
masalah-masalah ini dan menjaga stabilitas keuangan negara, Bank
Indonesia menaikkan suku bunga acuan secara signifikan, walau ini berarti pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dikorbankan.Perkiraan perkembangan perekonomian Indonesia di masa depan masih cukup positif tetapi telah direvisi oleh organisasi-organisasi internasional dan pemerintah Indonesia karena ketidakpastian global yang berkepanjangan. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (disingkat MP3EI) yang baru-baru ini dikeluarkan, mencakup tahun 2011 sampai 2025, menunjuk enam sektor sebagai koridor utama perekonomian dengan tujuan menempatkan Indonesia dalam sepuluh besar perekonomian global pada tahun 2025. Rencana ini mengimplikasikan investasi besar pada sektor infrastruktur - sektor yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia - dan tujuan akhirnya adalah PDB akan naik per tahunnya sebanyak delapan sampai sembilan persen. Namun, target tersebut sepertinya terlalu ambisius jika ingin dicapai dalam waktu dekat (2014-2017). Institusi-Institusi otoritas internasional (Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan Asia) memproyeksikan pertumbuhan PDB tahunan Indonesia dalam kisaran 5.3 sampai 6.0 persen untuk periode 2014 sampai 2017. Organisasi-organisasi ini menekankan bahwa reformasi politik dan ekonomi praktis dikombinasikan dengan investasi besar dalam sektor infrasktruktur akan menambahkan satu atau dua persen dari perkiraan pertumbuhan PDB saat ini.
Yang juga menarik untuk dianalisa adalah seberapa jauh faktor-faktor yang ada dalam kebudayaan Indonesia (salah satu contohnya budaya Jawa yang dominan) dapat mempengaruhi pertumbuhan PDB (sebagai perbandingan, misalnya saja, pengaruh kebudayaan Cina terhadap pertumbuhan PDB Cina). Informasi lebih lanjut tentang topik ini, silakan lihat bagian Budaya Berbisnis di Indonesia.
PDB Indonesia per Kapita dan Distribusi Pendapatan Tak Merata
PDB per kapita baru-baru ini mencapai level tertinggi dalam sejarah
perekonomian Indonesia dan diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi.
Namun, apakah PDB per kapita adalah tolak ukur yang cocok untuk
Indonesia di mana masyarakat Indonesia dicirikan oleh tingkat perbedaan
yang cukup tinggi terutama dalam distribusi pendapatan, masih menjadi
tanda tanya. Dengan kata lain, terdapat kesenjangan antara stastistik
dan realitas sebagaimana kekayaan 43 ribu orang terkaya Indonesia (yang
hanya berkisar 0.02 persen dari total penduduk Indonesia) adalah setara
dengan 25 persen PDB Indonesia. Kekayaan empat puluh orang terkaya
Indonesia mecakup 10.3 persen dari PDB (jumlah ini berbanding sama
dengan jumlah kekayaan 60 juta orang Indonesia termiskin). Angka-angka
ini mengindikasikan konsentrasi kekayaan yang besar dalam kalangan elit
yang kecil. Apalagi kesenjangan distribusi pendapatan ini diprediksi
akan semakin meluas ke depan.
Komposisi PDB Indonesia: Pertanian, Industri dan Jasa
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi PDB
Indonesia. Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat
bergantung pada pertanian menjadi negara yang perekonomiannya lebih
seimbang, di mana sektor manufaktur (sejenis industri) kini lebih
dominan daripada sektor pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa
Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada sektor ekspor
primer. Penting juga untuk dicatat, bahwa bagaimanapun juga ketiga
sektor utama tersebut mengalami ekspansi selama periode yang disebut
dibawah ini.1965 | 1980 | 1996 | 2010 | |
Pertanian | 51% | 24% | 16% | 15% |
Industri | 13% | 42% | 43% | 47% |
Jasa | 36% | 34% | 41% | 38% |
Ada asumsi bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB Indonesia sementara sektor pertanian dan jasa akan melemah, karena saat ini sektor manufaktur adalah sektor yang paling popular di Indonesia untuk investasi asing langsung. Selain itu, untuk industri-industri inovatif tertentu pemerintah Indonesia memberikan tax holiday (membebaskan atau mengurangi pajak penghasilan sementara untuk investor asing) dan dalam waktu yang bersamaan akan menyiapkan insentif-insentif guna merangsang industri nasional dengan melarang ekspor bahan baku di tahun 2014 (untuk industri pertambangan). Langkah ini memaksa dunia perindustrian untuk membangun pabrik dan fasilitas pengolahan untuk menghasilkan produk nilai tambah.
Salah satu ciri khas Indonesia yang cukup menonjol adalah bahwa bagian barat negeri ini secara signifikan mendapatkan porsi lebih besar berkaitan dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB. Pulau Jawa (terutama Jakarta dan sekitarnya) dan Sumatra berkontribusi lebih dari delapan puluh persen total PDB Indonesia. Alasan utama situasi ini adalah karena bagian barat Indonesia posisinya lebih dekat dengan Singapura dan Malaysia. Ketiga wilayah ini dilihat secara historis dulunya sama-sama berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi di Asia Tenggara. Sementara itu, bagian timur Indonesia terletaknya di vakum ekonom dan populasi penduduknya cukup rendah.
PDB Indonesia dalam Perspektif Global
Tabel di bawah ini menunjukkan PDB
Indonesia per kapita dan PDB riil dan membandingkannya dengan dua
kekuatan ekonomi penting dunia: Amerika Serikat (AS) dan Cina.
PDB per Kapita (USD) | Pertumbuhan PDB Riil (%) |
|||||||
2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | |
AS | 48,358 | 49,854 | 51,749 | - | 2.9 | 1.5 | 2.8 | 1.9 |
Cina | 4,433 | 5,447 | 6,091 | - | 10.3 | 9.2 | 7.4 | 7.7 |
Indonesia | 3,010 | 3,540 | 3,592 | - | 6.1 | 6.5 | 6.2 | 5.8 |
Melihat PDB per kapita di atas, dapat disimpulkan langsung bahwa Indonesia masih harus berusaha lebih lama lagi jika dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju. Kenyataannya adalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan PDB terendah di dunia. Melalui beberapa rencana pembangunan, pemerintah Indonesia mencoba untuk merubah angka tersebut menjadi sekitar USD $14,250 - $15,500 pada tahun 2025, tetapi apakah tujuan ambisius ini akan tercapai, cukup meragukan - dan seperti disebut di atas - angka ini tidak merefleksikan distribusi pendapatan atau kesejahteraan (yg tidak adil) dalam masyarakat Indonesia. Kebijakan pemerintah yang efektif sangat diperlukan demi menyokong pendidikan anak-anak Indonesia serta menstimulasi pasar kerja sehingga pertumbuhan tenaga kerja dapat disalurkan.
PDB per kapita Indonesia terus meningkat sejak tahun 2000an dan seterusnya. Awalnya Bank Dunia memperkirakan Indonesia akan mencapai angka USD $3,000 sekitar tahun 2020 tetapi Indonesia berhasil mencapai angka tersebut satu dekade lebih awal. Pencapaian level USD $3,000 ini dianggap sebagai langkah penting karena imbasnya adalah percepatan pembangunan di berbagai sektor (seperti ritel, otomotif dan properti) oleh karena peningkatan permintaan konsumen sehingga menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai level USD $5,000 pada tahun 2015.
Pertumbuhan PDB riil menunjukkan perspektif yang menjanjikan. Sementara negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat - digalaukan oleh hutang publik - akan tumbuh secara lamban dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, negara-negara ekonomi berkembang di Amerika Selatan dan Asia akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat. Negara-negara ini memiliki karakteristik yang mirip, seperti persediaan sumber daya alam yang melimpah, populasi yang terus berkembang pesat, upah buruh dan biaya produksi rendah dan yang tidak kalah penting ranah politik yang cukup stabil. Salah satu negara ini adalah Indonesia. Tetapi untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang memukau seperti apa yang telah dilakukan Cina dalam dua dekade terakhir, perlu adanya investasi besar dalam infrastruktur dan memfokuskan diri pada reformasi politik, ekonomi dan sosial.
Sumber:
http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/produk-domestik-bruto-indonesia/item253
Tidak ada komentar:
Posting Komentar