Dalam hal manajemen menunjukan kepada proses, maka James
A.F. Stoner (1986) mengemukakan bahwa manajemen dapat diberi batasan sebagai
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengendalian sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Disini, manajemen dilukiskan sebagai 5P. Kelima fungsi manajemen tersebut
merupakan kunci bagi keberhasilan suatu manajemen dapat pula ditambahkan dua fungsi
lain, yaitu pengkomunikasian dan pemotivasian. Kedua fungsi ini menopang
keberhasilan lima fungsi yang pertama.
1. Perencanaan
Dalam batang tubuh pengetahuan manajemen, perencanaan
merupakan otot dan urat, yaitu bagian dari pengelolaan yang menimbulkan gerakan
ke arah yang diinginkan. Perencanaan dapat didefinisikan sebagai pemikiran yang
mengarah ke masa depan yang menyangkut rangkaian tindakan berdasarkan pemahaman
penuh terhadap semua faktor yang terlibat dan yang diarahkan kepada sasaran
khusus.
Ada enam
langkah dalam proses perencanaan, yaitu :
1. Mengumpulkan fakta dan informasi yang
berkaitan dengan situasi.
2. Menganalisis situasi dan masalah yang
terlibat.
3. Memperkirakan (forecasting)
perkembangan pada masa yang akan datang.
4. Menetapkan tujuan dan hasil, sebagai
patokan untuk sasaran yang akan dicapai.
5. Mengembangkan alternatif sebagai arah
tindakan dan memilih alternatif yang paling sesuai.
6. Megevaluasi kemajuan dan mencocokkan
kembali pandangan seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan langkah atau usaha untuk :
1. Menentukan struktur,
2. Menentukan pekerjaan yang harus
dilaksanakan,
3. Memilih, menempatkan dan melatih karyawan,
4. Merumuskan garis kegiatan,
5. Membentuk sejumlah hubungan di dalam
organisasi dan kemudian menunjuk stafnya.
Jika, manajemen dianggap sebagai tubuh pengetahuan, maka
pengorganisasian merupakan rangka atau kerangka kerja tempat manajemen
dibangun. Perlu diketahui pengorganisasian adalah proses manajerial yang
berkelanjutan. Ketika teknologi berubah, organisasi dapat berubah, demikian
pula dengan lingkungan organisasi, sehingga manajer harus menyesuaikan strategi
yang telah disusun, agar tujan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Demikian pula halnya dengan struktur organisasinya, disesuaikan dengan perubahan
lingkungan yang terjadi sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai.
Sebagai contoh, ketika pemerintah mengeluarkan UU koperasi
baru, yaitu UURI No. 25/1992 tentang Perkoperasian, yang isinya antara lain
menghapus Badan Pemeriksa dalam perangkat organisasi koperasi dan menggantinya
dengan pengawas, maka koperasi terpaksa mendesain kembali struktur
organisasinya, yang diikuti dengan perubahan dalam AD dan ART-nya.
3. Pengarahan
Bila manajemen adalah sebuah tubuh dan organisasi sebagai
rangka, maka jantung/inti dari manajemen mestinya adalah pengarahan terhadap
karyawan. Pengarahan ditujukan untuk :
1. Menentukan kewajiban dan tanggung
jawab,
2. Menetapkan hasil yang harus dicapai,
3. Mendelegasikan wewenang yang
diperlukan,
4. Menciptakan hasrat untuk berhasil,
5. Mengawasi agar pekerjaan benar-benar
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Jadi, pengarahan meliputi usaha untuk memipin, mengawasi,
memotivasi, mendelegasikan dan menilai mereka yang anda manajemeni. Maka,
manajer berkewajiban mengarahkan dan mengawasi agar usaha dari setiap individu
difokuskan untuk mencapai sasaran bersama organisasi. Pengarahan merupakan
jantung dari proses manajemen dan harus didasarkanpada rencana organisasi yang
baik, yang menentukan tanggung jawab, wewenang, dan evaluasi.
Fungsi pengarahan dapat juga diartikan secara lebih luas
yaitu sebagai tugas untuk membuat organisasi tetap hidup, untuk menciptakan
kondisi yang menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang
imajinatif dan kelompok kerja yang berkelanjutan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan mutu kepemimpinan yang ditunjukkan oleh manajer.
James A.F.Stoner mendefinisikan kepemimpinan manajerial
sebagai suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang ditunjukkan pada
pencapaian tujuan tertentu. Kepemimpinan pada dasarnya ada tiga gaya, yaitu :
- Otoriter
- Demokratis
- Kebebasan
4. Pengkoordinasian
Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan dan
menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi merupakan otak
dalam batang tubuh dari keahlian manajemen. Jika, manajer menemukan kesulitan
yang berkelanjutan dalam koordinasi, dia harus mencurigai kelemahan program
perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan.
Pendek kata, koordinasi merupakan bidang keahlian manajemen
dimana satu ons pencegahan sama nilainya dengan satu kilogram pengobatan. Makin
sedikit koordinasi yang harus dilakukan makin baik. Perintah yang baik dan
lazim dari bidang keahlian manajemen lainnya akan membuat koordinasi tidak
begitu dibutuhkan. Tetapi, pada organisasi yang dikelola dengan baik sekalipun,
ada bidang yang memerlukan koordinasi. Pengkoordinasian berlangsung serentak
dengan :
a. Penafsiran program, kebijakan,
prosedur dan praktek.
b. Pengupayaan pertumbuhan dan perkembangan
karyawan.
c. Pembinaan hubungan dengan para
karyawan dan sikap yang tetap mengarah ke masa depan.
d. Pengupayaan iklim untuk berhasil.
e. Pengadaan arus informasi yang ebbas,
dimana komunikasi tidak saja ke bawah (dari pimpinan kepada bawahan), tetapi
juga ke atas (dari bawahan kepada pimpinan) dan ke samping (pada tingkat yang
sama) secara efektif.
5. Pengendalian
Pengendalian mengurikan sistem informasi yang memonitor
rencana dan proses untuk meyakinkan bahwa hal itu (aktivitas) selaras dengan
tujuan yng telah ditetapkan sebelumnya, dan memberi peringatan bila perlu
sehingga tindakan pemulihan dapat dilakukan. Di dalam batang tubuh pengetahuan
manajemen, pengendalian merupakan sistem saraf yang melaporkan fungsi dari
bagian-bagian tubuh kepada keseluruhan sistem.
Bila semua orang sempurna dan pekerjaannya tanpa kesalaha,
tidak perlu “pengendalian”. Semuanya akan terjadi sesuai dengan rencana.
Tetapi, semua orang pernah/selalu membuat kesalahan, mereka juga lupa mereka
salah dalam bertindak, mereka kehilangan kesabaran.
Pengendalian merupakan pelengkap dari empat fungsi
manajemen lainnya. Pengendalian meluruskan keputusan yang salah, hal-hal yang
tidak diharapkan dan dampak dari persahaan. Pengendalian yang tepat memberikan
fomasi yang diperlukan dan waktu untuk memperbaiki rencana organisasi yang
telah salah arah. Cara-cara untuk mengoreksi kekurangan juga harus disajikan.
Manajer bisa menjadi sadar akan titik-titik lemah dalam pengorganisasian,
pengarahan dan pengkoordinasian usaha-usaha bisnis melalui penggunaan
pengendalian secara tepat dan terarah.
REFERENSI:
www.wikipedia.com
i Djatnika, Ekonomi Koperasi,
Teori dan Manajemen, Terjemahan Prof.Dr.Jochen Ropke. Salemba Empat, 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar